(jabarsatu.id),
Jakarta - Abu-abu terletak di antara kontras nya
hitam dan putih yang kerap melambangkan ketidakjelasan dan ketidakpastian.
Sejak akhir kuartal pertama di tahun 2020, hampir seluruh aktivitas berjalan
tidak seperti biasanya. Nidji yang beranggotakan Ariel Harsya (gitar),
Ramadhista Akbar (gitar), Andro Regantoro (bas), Randy Danistha (keyboard),
Adri Prakarsa (drum) serta Yusuf Ubay (vokal) memilih untuk tetap produktif dan
melahirkan karya baru yang akan hadir di berbagai layanan musik digital pada 24
Juli 2020.
Lagu “Abu-Abu” sendiri merefleksikan
kondisi saat ini di mana banyak pihak-pihak yang merasakan keresahan di masa
pandemi, salah satu nya karena berita di media sosial yang absurd atau tidak
jelas. “Lagu ini ditulis di awal tahun 2020, saat saya sedang bermain piano
ditemani anak kedua saya (Sakha), lalu saya meminta bantuan untuk tema lagu.
Sekejap Sakha menjawab “Abu-Abu!” dan setelah itu berbagai tema luas tentang
abu-abu berdatangan di kepala yang ternyata kemudian sangat relevan dengan
kondisi sekarang”, kata Randy.
Dengan musik dan lirik ciptaan Randy,
aransemen lagu “Abu-Abu” yang di garap oleh Ariel sebagai produser dan Heston
sebagai co-producer, berhasil membawa pendengar untuk mengikuti
ritme yang tidak terburu-buru, namun konstan dari awal sampai akhir. Diwarnai
dengan intonasi musik dan nyanyian yang naik menuju klimaks oleh Ubay.
Penyempurnaan lagu “Abu-Abu” yang
bertepatan pada bulan Ramadhan 2020, membawa makna tambahan bahwa di masa
seperti ini bisa menjadi momen kontemplasi dari rutinitas kehidupan yang kita
jalani sebelumnya. Kontemplasi bersama lagu “Abu-Abu” membuat kita semakin
tersadar bahwa selama ini memang makhluk yang paling menyeramkan untuk alam
semesta adalah manusia. Fitnah, perang saudara, rasisme, pembuat konten tidak
jelas, semakin jelas. “Segala pertanda akhir zaman semakin diperlihatkan,”
katanya.