(jabarsatu.id), Kuningan - Berawal dari limbah
industri konveksi sisa-sisa bahan pakaian yang sudah dipotong namun salah
ukuran, berupa bahan kaos, brukat dll. Bahan-bahan tersebut dipesan dari salah
satu konvensi di Jakarta melalui telepon dan dikirim dengan bus travel.
Saat awak media jabarsatu Kuningan (Rabu, 08/07/2020) pukul 16.00 WIB
mewawancarai Bapak Budi dan Ibu Penti yang mengelola limbah industri tersebut, di
desa Karang Muncang Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan mengatakan,
“Dengan 2 mesin jahit, 1 mesin jahit
bis, 1 mesin jahit obras dan 1 mesin jahit meci yang dimiliki, dijalankan secara
bertahap sejak bulan Januari 2020 lalu mengerjakan usahanya di Kabupaten
Kuningan. Sejak kepindahannya dari Jakarta.
Bapak Budi dan Ibu Penti membuat puluhan
pakaian dan masker dari limbah tersebut yang dijual dengan cara keliling dan
tempo dengan harga dengan kisaran Rp. 15.000- Rp. 50.000 Rupiah. Bahan yang
diperoleh dibeli perkarung yang beratnya 50kg dengan harga Rp. 400.000.
Namun dengan seiring berjalannya waktu, banyak persaingan dan belum lagi pandemi Covid-19 ini membuat usahanya kurang baik. Untuk menyikapi hal tersebut mereka mengharapkan bimbingan binaan dan pembekalan juga mitra marketing guna memajukan usahanya. (Nok Julaeha)